Kali ini, media sosial TikTok menjadi panggung utama, khususnya lewat akun @omzein yang ramai dibanjiri komentar dari wali murid.
Mereka menyuarakan keresahan dan mendesak agar sistem Koorlas dihapuskan dari sekolah-sekolah.
Terlihat dalam unggahan akun tiktok@ Om Zein, dengan caption "jika Korlas bikin mudharat, Bubarkan,jika bikin mashlahat,Pertahankan".
Dalam unggahannya, Menurut Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein atau yang akrab disapa Om Zein, didampingi kepala dinas Pendidikan, mengatakan, Koorlas sebagai jembatan komunikasi antara sekolah dan orang tua siswa jika ada masalah apa saja bisa di sampaikan.
" Jadi sebenarnya ada Koorlas, itu sebagai jembat komunikasi antara sekolah dengan orang tua siswa, namun sekarang banyak Koorlas yang keluar dari peran dan fungsinya, jadi akhir para orang tua siswa jadi komplain," ungkap Om Zein,Dikutip dari akun tiktok@Omzein, Senin ,(14/4/2025).
"Jadi kita harus lihat fungsi Koorlas sejauhmna tentang mashlahatnya, kalau ternyata Koorlas di Purwakarta ini sebagian besar keluar dari fungsinya, bubarkan, tapi kalau ternyata yang bermasalah itu hanya beberapa koorlas, oknum -oknum Koorlas dan yang lainnya menimbulkan kemaslahatan,ya pertahankan," sambungnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan, Purwanto, mengatakan akan membuat aturan- aturan Koorlas harus seperti apa peran dan fungsinya jika ada manfaatnya.
Unggahan tersebut mendapatkan ribuan dan ratusan komentar, menurut netizen Koorlas dianggap membawa lebih banyak mudharat dibanding manfaat.
Keluhan paling banyak datang dari wali murid yang menilai sistem ini sering disalahgunakan untuk praktik pemaksaan, pengumpulan iuran, hingga praktik yang mengarah pada pembentukan kasta sosial di lingkungan sekolah.
Desakan dari publik ini muncul akibat berbagai laporan mengenai praktik Koorlas yang disalahgunakan, seperti pemaksaan iuran, hingga praktik yang mengarah pada pembentukan kasta sosial di lingkungan sekolah.
Berikut komentar netizen dikutip dari akun TikTok@ omzein.
"tapi mending a napos aja pak .. kembalikan sistem pengajaran seperti dlu,"tulis netizen.
"tapi banyak yang menyalah gunakan apa itu korlas pa, pada berantem, pa agul". mending kaya dulu pa, anak" walanter sendiri, tanggung jawab, tidak ada korlas korlas,"timpal komentar lain.
"maaf paaa, lebih baik bubarkan saja, anak" meh wanter, tau tanggung jawab disekolah, ada etika pada guru disekolah. biar yang piket itu anak" bukan Ema" nya,"katanya.
@Cewe Oleng:uang kas nya itu loh tiap tahun naik terus😩sok karunya anu boga anak sakola na lbh ti hiji budak,misal adi na kls 1,lancek na kls 3,bayar uangkas per bln na paling letik 20rb/bln tina hiji budak.
@Yang_Iyank:pa mnta pencerahan untuk ibu" yg mnjadi korlas agar tdak terlalu riweh untuk mmberikan tnda terimakasih terhadap wali kelas,bhkan yg di beri pun bkan hnya wali kelas jdi hmpir ke semua gru mata plajaran dngan alasan,THR,TNDA TERIMAKASIH,kasian yg nnti nya memaksakan hrus ada ngasih krna malu ..maaf bkan nya thr gru jga sdah dpet y dri pmerintah,dan untuk hadiah tnda terimakasih bsa d serahkan ke masing" ortu saja,sperti dahuluuh,jngan smpe sengaja patungan buat ini itu jadi kesannya RIWEH pak,sdangkan propokatir nya paling 1 atau bbrapa org aja itu,sehingga mau tak mau yg lain jga hrus stuju,Seka dnger dari blakang org tua yg gugurutu itu th pak..
Masyarakat kini menanti langkah konkret dari Bupati Purwakarta. Apakah akan mengikuti jejak kabupaten lain dengan membubarkan sistem Koorlas, atau justru memilih untuk lebih dipertahankan?
Sebagai informasi di beberapa kabupaten di Jawa Barat telah resmi membubarkan sistem Koorlas sejak tahun 2023, Kabupaten Purwakarta justru belum menunjukkan sikap tegas.
Komentar0