Meskipun anggaran tersebut sudah direalisasikan sesuai ketentuan, hasil yang dicapai oleh kelompok tani setempat tidak memenuhi ekspektasi.
Kepala Desa Gunungkarung, Endang Fazar, menjelaskan bahwa meskipun program budidaya jamur tiram telah dimulai, ada tantangan besar yang dihadapi, terutama terkait faktor cuaca yang tidak mendukung.
"Kami menemukan bahwa kondisi cuaca sangat berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya jamur tiram. Ini menjadi salah satu alasan mengapa hasil yang didapatkan tidak berkelanjutan," ungkapnya,Selasa,(4/2/2025) kepada awak media.
Endang menjelaskan bahwa anggaran ketahanan pangan tersebut telah digunakan sesuai dengan peruntukannya.
Lahan untuk budidaya telah disiapkan, dan bibit jamur tiram sebanyak ribuan telah dipasok langsung ke kelompok tani.
"Kami telah melakukan sesuai arahan pendamping bahwa anggaran yang ada dapat digunakan untuk budidaya jamur tiram. Namun, yang menjalankan proses budidaya jamur tersebut adalah ketua kelompok tani," tambahnya.
Meskipun semua persiapan telah dilakukan dengan baik, kenyataannya hasil panen jamur tiram hanya satu kali tanam dan tidak optimal.
"Hasil yang diperoleh tidak sesuai harapan dan kurang maksimal. Ini menjadi tantangan bagi kelompok tani kami," jelas Endang.
Ia juga menambahkan bahwa keuntungan dari hasil budidaya jamur tersebut hampir tidak ada.
"Dengan hasil yang tidak maksimal, keuntungan yang seharusnya didapat pun tidak ada. Modal yang telah dikeluarkan masih tersimpan dan belum kembali," tuturnya.
Masyarakat berharap agar pemerintah dapat memberikan solusi dan dukungan lebih lanjut untuk meningkatkan hasil budidaya jamur tiram di masa mendatang.
"Kami ingin agar ada evaluasi dan pengembangan lebih lanjut mengenai program ini, sehingga ke depannya hasil yang didapat dapat lebih baik dan menguntungkan bagi masyarakat," harap Endang.
Komentar0