foto: Dok.Diskdikpurwakart.go.id
SIDIKJARI- Kepala Dinas Pendidikan, H Purwanto menekankan betapa vitalnya peran guru dalam mengidentifikasi karakter siswa, terutama dalam konteks perundungan yang sering terjadi di kalangan anak-anak.
Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan Pendampingan Implementasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (PPKS) di Satuan Pendidikan Jenjang PAUD, Dirjen PaudDikdasmen Kemendikbudristek bekerjasama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Purwakarta dilaksanakan hari Selasa, 8 Oktober 2024.
Purwanto menjelaskan bahwa perundungan sering kali muncul ketika seorang anak memiliki karakter yang dominan atau di atas rata-rata dibandingkan dengan teman sebayanya.
Karakter yang kuat ini berpotensi memberikan mereka "power" atau keberanian untuk berbuat sesuatu, termasuk tindakan kekerasan, baik secara verbal maupun fisik.
Menurut Purwanto, para guru memiliki tanggung jawab besar dalam mengamati dan mengenali karakteristik setiap siswa, terutama di kelas-kelas yang dianggap dominan.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang karakter anak, guru dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif.
"Kalau pendidikan karakter anak tersebut baik, anak memiliki karakter cinta kasih dan empati, maka tidak akan terjadi perundungan," ungkapnya, menekankan bahwa karakter yang positif sangat berpengaruh dalam mencegah perilaku agresif di antara siswa.
Purwanto juga menekankan perlunya guru untuk mencari strategi yang inovatif dalam memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
Pembelajaran yang menarik tidak hanya dapat meningkatkan minat belajar, tetapi juga membantu siswa dalam mengembangkan hubungan yang positif dengan teman-teman mereka.
Dalam hal ini, guru diharapkan dapat menciptakan suasana kelas yang inklusif, di mana setiap siswa merasa dihargai dan didengar.
Lebih jauh, Purwanto meminta kepada seluruh guru agar terus meningkatkan kapasitas dan kompetensinya. Ia percaya bahwa dengan pengembangan profesional yang berkelanjutan, guru akan lebih mampu memberikan pendidikan karakter yang baik bagi peserta didik.
Dalam konteks ini, pelatihan dan workshop yang fokus pada pengembangan soft skills seperti empati, kerja sama, dan komunikasi, perlu diprioritaskan.
Hal ini akan memperkuat kemampuan guru dalam membimbing siswa untuk menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas dan karakter yang kuat.
Purwanto juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara guru, orang tua, dan masyarakat dalam upaya menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan karakter.
Dia mendorong agar orang tua berperan aktif dalam mendampingi anak-anak mereka, sambil mengedukasi mereka tentang pentingnya sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
Sementara itu, masyarakat juga diharapkan dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak.
Purwanto menegaskan bahwa upaya untuk mengatasi perundungan bukan hanya tanggung jawab satu pihak, tetapi merupakan usaha kolektif yang membutuhkan kerjasama semua pihak terkait.
Dengan pendekatan yang holistik dan komprehensif, diharapkan dapat terbangun generasi muda yang tidak hanya unggul dalam prestasi akademis, tetapi juga kaya akan nilai-nilai karakter yang positif.
"Mari bersama-sama kita wujudkan pendidikan yang tidak hanya mengutamakan pengetahuan, tetapi juga karakter yang baik," tutupnya.
Komentar0