Video tersebut menyebar di media sosial dan menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat setempat.
Dalam video tersebut, Kades Gunungkarung tampak tersenyum mengacungkan jempol dengan calon bupati yang tengah mencalonkan diri dalam pemilihan kepala daerah 2024.
Beberapa warga dan pengamat politik menilai bahwa interaksi ini menunjukkan adanya potensi pelanggaran dalam netralitas pejabat publik, terutama karena jabatan Kepala Desa memiliki tanggung jawab untuk menjaga integritas dan netralitas selama proses pemilihan.
Reaksi masyarakat pun beragam. Sebagian mendukung tindakan Bawaslu untuk menyelidiki kejadian ini, dengan harapan agar pemilihan bupati bisa berlangsung secara adil dan demokratis.
Dalam konteks pemilihan, netralitas pejabat publik menjadi hal yang krusial agar tidak terjadi penyalahgunaan kekuasaan.
Komitmen untuk menjaga netralitas harus ditanamkan sejak dini, baik kepada para calon pemimpin maupun kepada masyarakat agar pemilihan berlangsung dengan jujur dan adil.
Dengan semakin dekatnya waktu pemilihan, isu-isu seperti ini dipastikan akan terus menjadi sorotan.
Bawaslu dan instansi terkait diharapkan dapat menjalankan tugas mereka dengan baik untuk memastikan keadilan dalam proses demokrasi di Kabupaten Purwakarta.
Saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, kepala Desa Gunungkarung, Endang Fazar mengaku kedatangan calon bupati Purwakarta tersebut hanya mampir ke desa saat ada kegiatan pengobatan gratis di wiliyahnya dan tidak tahu kalau ada yang memoto dan video.
" Iya kebetulan om Zein mampir ke desa silaturahmi dan kami hanya ngobrol biasa, waktu itu dalam kegiatan pengobatan gratis,tapi bulan di desa kegiatannya," katanya singkat.
Komentar0