SIDIKJARI- FR (25), seorang ibu muda warga Maracang Kecamatan Babakan Cikao Kabupaten Purwakarta mengalami nasib nahas.
Bagaimana tidak, usai ngamen ia dihajar hingga babak belur oleh suaminya. Sekujur tubuh korban penuh luka cakaran, mata bengkak membiru bekas pukulan, bagian paha memar.
Dan paranya lagi urat nadi korban nyaris putus akibat kena pecahan kaca. Kejadian tersebut, terjadi pada Jumat (24/5/2024) Di wilayah Desa Maracang, tepatnya di rumah mertua korban.
Jamilah, ibu korban warga Kp. Cihideung RT.005 RW. 003 Kelurahan Ciseureuh Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta tidak terima atas penganiayaan yang dilakukan oleh AYJ.
Atas kejadian itu, Ibu korban langsung melaporkan kejadian kekerasan dalam rumah tangga tersebut ke Polres Purwakarta.
Sesuai LP/B266/V/2024/SPKT/Polres Purwakarta/Polda Jabar 25 Mei 2024 dijelaskan bahwa telah terjadi kekerasan dalam rumah tangga terhadap FR oleh AYJ.
Korban FR kini dirawat di Rumah Sakit Bayu Asih (RSBA) Purwakarta di ruangan Edelweis kamar no 2.
Korban mendapat perawatan secara intensif dan mendapat tindakan operasi dari para medis hingga 5 jam dari jam 08.00 - 13.00 WIB karena urat nadinya hampir putus akibat pecahan kaca.
Usai menjalani operasi dibagian urat nadi korban juga mengalami kekurangan darah.
Menurut ibu korban, kronologi kejadiannya bermula saat FR ingin meminjam Handphone (HP) kepada AYJ yang berstatus suami korban.
Namun AYJ, tidak mau memberikan HP kepada FR istrinya. Ia malah mengatakan bahwa HP tersebut adalah milik pribadinya.
"Ini HP saya. Saya yang bayar," kata pelapor menirukan ucapan AYJ.
Sebagaimana diketahui dari keluarga korban, bahwa korban sehari-harinya ngamen dari satu bus ke bus lainnya untuk membantu suaminya, lantaran penghasilan suaminya jauh dari kata memadai.
"Kurang gimana coba. Adik saya bantu ngamen buat tambahan penghasilan," kata Erwin kakak korban.
Erwin menambahkan, FR harus banting tulang dari pagi sampai malam, naik bus satu ke bus lainnya.
Korban kerja keras ngumpulin receh demi receh agar dapat membantu suami demi bertahan hidup dengan keempat anaknya yang masih kecil-kecil.
"Sebagai kakak. Saya gak terima adik saya perempuan satu-satunya diperlakukan sadis seperti itu," kata Erwin seraya menahan butiran air mata yang hampir jatuh dari sudut matanya.
Keluarga meminta kasus ini dilanjutkan ke meja hijau, karena keluarga korban takut akan terjadi hal-hal yang lebih mengerikan terhadap korban kedepannya.
Karena kejadian serupa bukan hanya kali ini saja, teapi telah berulangkali terjadi.
Pantauan dilapangan menyebutkan, FR kini terbaring lemah di RS Bayu Asih Purwakarta, dengan kondisi tubuh yang sangat menyedihkan.
Selain sedih melihat kondisi korban, keluarga korban juga kebinggungan harus mencari uang kemana untuk membayar biaya rumah sakit, karena korban tidak bisa ditanggung BPJS Kesehatan.
Sementara suami korban AYJ tidak menampakan batang hidungnya di rumah sakit hingga korban selesai menjalani operasi.
"Jangankan meminta maaf, suami dan keluarganya datangpun tidak untuk melihat kondisi korban hingga selesai menjalani operasi," kata Abi salah satu kakak korban. ***
Komentar0