SIDIKJARI- Bertempat di Gedung Creative Centre Purwakarta yang berada di kawasan objek peninggalan bersejarah, yaitu Gedung Karesidenan, di sekitaran Situ Buleud Purwakarta, pada Hari ini, Minggu, 31 Maret 2024, di mulai dari Jam 15.00 WIB s/d 17.30 WIB, sejumlah figur yang selama ini berkiprah di bidang pengabdiannya masing masing akan bersatu padu dalam sebuah event Kajian Ramadhan, sambil menunggu waktu berbuka puasa, dengan judul : *IFTAR RAMADHAN 2024* dan bertema : *AKTUALISASI GENERASI MUSLIM INTELEKTUAL KREATIF PRESTATIF DAN PEDULI*.
Acara ini diselenggarakan oleh Komunitas Generasi Pemuda Hijrah Purwakarta ( GPHP ), salah satu komunitas yang intensif menggelar kajian Islami dengan format yang dapat ber-adaptasi dengan selera generasi Zaman Now.
Azis Agustiana, Ketua GPHP mengungkapkan, pihaknya menghadirkan sejumlah narasumber yang berkompeten sesuai Tema Kajian berdasarkan pengamatannya terhadap kiprah para narasumber tersebut dalam aktivitas kemasyarakatan.
Beberapa figur narasumber tersebut di antaranya :
Mewakili figur *Muslim Intelektual* yang sudah memiliki jam terbang dalam pergaulan Internasional, yaitu Dr. Gugun Gumilar, S.Pd., M.A., Ph.D., Duta Muda Perserikatan Bangsa Bangsa. Pemuda berperawakan tinggi ini menempuh study S1 nya di Universitas Islam Negeri ( UIN ) Sunan Gunung Jati, Bandung, kemudian melanjutkan pendidikan S2 di Hartford International University, Amerika Serikat dan meraih gelar Doktoral / S3 nya di Dublin City University ( DCU ), Irlandia.
Atas kepiawaiannya dalam berorganisasi serta kemampuan menciptakan *Networking* / jejaring kemitraan yang luas, selama menempuh study S2 di Amerika Serikat, Gugun Gumilar didaulat sebagai Duta Muda Perserikatan Bangsa Bangsa. Hampir seluruh negara di dunia telah dikunjunginya dalam rangka menunaikan tugas sebagai Duta Muda PBB.
Selanjutnya, Ia mendirikan sebuah N.G.O, yaitu IDE ( Institute of Democracy & Education ) yang kepengurusannya tersebar di berbagai negara, dan di Indonesia tersebar di berbagai provinsi, kota / kabupaten.
Gugun Gumilar juga hingga kini dipercaya sebagai Staf Ahli Dewan Perwakilan Daerah / DPD RI. Di tengah kepadatan aktivitasnya tersebut, Gugun juga masih tercatat sebagai tenaga pengajar / Dosen di salah satu perguruan tinggi ternama, yaitu Universitas Indonesia ( UI ).
Terakhir, belum lama ini Gugun Gumilar dipercaya sebagai Wakil Direktur *Voice of Istiqlal*, sebuah lembaga baru yang didirikan oleh Badan Pengelola Masjid Istiqlal, Jakarta. Masjid Istiqlal merupakan Masjid Negara yang bersejarah dan telah menjadi *Icon Nasional*, yang didirikan sejak masa pemerintahan Presiden RI pertama, Ir. Soekarno.
*Voice Istiqlal*, yang dikelola Gugun Gumilar berfungsi sebagai Pusat untuk menyuarakan Visi dan Misi Masjid Negara Istiqlal kepada dunia, mempromosikan Islam sebagai Agama Peradaban dan memposisikan Istiqlal sebagai *Center of Excellent* , yang terbuka terhadap kemitraan bersama *stake holder global*.
Gugun Gumilar, sedari kecil dididik ilmu keagamaan yang kental, Ia lahir di Desa Seula Awi, Kecamatan Pasawahan, Purwakarta. Sosoknya kerap menjadi inspirasi sebagai *Anak Desa yang Mendunia*.
Sementara, mewakili figur generasi *Muslim Kreatif*, yaitu Hadi Albulaqi, Founder Komunitas KOPEL ( Komunitas Pena dan Lensa ), kini dipercaya memimpin Komite Ekonomi Kreatif dan Inovasi Kab. Purwakarta. Sejumlah torehan prestasinya dalam menggelar kegiatan kreatif menjadi barometer bagi aktivitas berkreasi generasi muda di Purwakarta.
Figur selanjutnya, mewakili remaja *Muslim Prestatif* ( berprestasi ), yaitu Khalila Hasna Chairunissa, siswi kelas 9 di SMP Negeri 1 Purwakarta ini, telah mengukir prestasi yang membanggakan sejak duduk di bangku SD. Kegigihannya dalam mengikuti beragam kejuaraan yang meng-eksplorasi talenta / bakat nya tersebut, beberapa kali mengantarkannya sebagai Juara di tingkat Nasional.
Saat ini, Khalila terpilih sebagai salah satu Finalis Puteri Kebaya Indonesia 2024 tingkat Nasional yang akan memasuki tahap Grand Final beberapa waktu ke depan. Istimewanya, ternyata Khalila merupakan Generasi ke 8 dari Syekh Baing Yusuf, seorang Ulama yang berjasa besar dalam penyebaran Islam di Purwakarta dan berperan penting dalam Masa Perintisan Kota Purwakarta.
Syekh Baing Yusuf merupakan Maha Guru dari sejumlah Ulama di Nusantara, salah satu muridnya yang termasyhur adalah Syekh Nawawi Al Bantani. Hingga kini, Makamnya yang berada di bagian belakang Masjid Agung Purwakarta ( kini bernama Masjid Agung Baing Yusuf ) yang dahulu beliau dirikan, selalu dipadati oleh para peziarah dari berbagai kota, provinsi bahkan luar negeri.
Berikutnya, mewakili karakteristik Muslim yang memiliki *Kepedulian* dan dikenal sebagai *Solidarity Maker* ( Perekat Ukhuwah / Silaturahmi ), yaitu Aa Komara, Founder BELA PURWAKARTA, sebuah Wadah Silaturahmi Lintas Sektoral, terdiri dari : Komunitas, Organisasi, Unsur Instansi / Institusi, Individu Berbakat dan Berprestasi, Tokoh Masyarakat, Insan Pers dan Asosiasi Media, serta Elemen Masyarakat lainnya.
Wadah ini berdiri pada Masa Pandemi Covid 19, tepatnya pada bulan Juli 2021, beberapa hari sebelum Peringatan Hari Jadi Purwakarta, terlahir untuk menyikapi situasi Darurat Kesehatan dan Krisis Multi-Dimensi sebagai dampak dari Pandemi pada saat itu.
Aktivitas kepedulian tersebut kemudian disertai dengan serangkaian gerakan solidaritas sosial yang mempersatukan lintas komunitas dan elemen masyarakat lainnya dalam sejumlah aksi nyata membantu masyarakat yang terdampak Kebijakan PPKM maupun yang terdampak penyakit Covid 19.
Sejumlah Aksi Kolaborasi Penggalangan Dana yang dimotori BELA PURWAKARTA bersama lintas unsur, dari semenjak awal berdirinya hingga sekarang, berhasil membantu ribuan masyarakat yang membutuhkan Darurat Pertolongan, tidak hanya di wilayah Kabupaten Purwakarta saja, namun juga terdistribusikan ke seluruh Nusantara, ke beberapa kota yang terdampak beragam musibah kebencanaan.
Azis Agustiana menegaskan, kebermanfaatan BELA PURWAKARTA ini juga dirasakan langsung oleh komunitas Generasi Pemuda Hijrah Purwakarta ( GPHP ) yang turut serta bersilaturahmi di wadah tersebut.
Menurut Ketua GPHP ini, selama bergabung di Bela Purwakarta, pihaknya mendapat relasi baru dengan banyaknya ragam elemen yang terdapat di Wadah tersebut.
Dengan terciptanya kerukunan antar lintas unsur yang direkatkan oleh keberadaan BELA PURWAKARTA, potensi konflik atau benturan antar kelompok masyarakat dapat terantisipasi.
Selain itu, dengan adanya Ruang Kebersamaan ini, segala jenis aktivitas yang bersifat kontra produktif dapat terarahkan ke hal hal positif.
Singkatnya, menurut Azis Agustiana, keberadaan wadah BELA PURWAKARTA yang didirikan Aa Komara, Alumni SMA Negeri 1 Purwakarta dan lulusan Universitas Padjadjaran ( UNPAD ) ini turut membantu tugas Pemerintah Kabupaten Purwakarta dan Pihak Aparat Keamanan dalam menciptakan situasi kota Purwakarta yang kondusif serta turut berperan dalam upaya harmonisasi antar warga.
Kiprah BELA PURWAKARTA, menurut Ketua GPHP ini, senafas dengan inti sari Ajaran Islam dalam hal pentingnya mempererat Ukhuwah dan Seruan untuk senantiasa berbuat kebaikan.
Selanjutnya tutur Azis, pihaknya juga akan menghadirkan narasumber dari berbagai Kelembagaan Islam, di antaranya : Dr. Yusep Solehudien, M.Ag., Sekretaris Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) Kab. Purwakarta, Rika Ristiawati, M.E., Ketua BAZNAS Kab. Purwakarta, serta Drs. Johan Caniago, CPHRM, CETP, CBPC, AK3U, Waketum 1 Pengurus Daerah Dewan Masjid Indonesia ( DMI ) Kab. Purwakarta.
Karakteristik Acara yang relatif langka ini, mendapat apresiasi dari Pj. Bupati Purwakarta, Benni Irwan, M.Si., M.A., yang direncanakan akan bertindak sebagai *Keynote Speaker*, serta apresiasi dari dua pimpinan *Stake Holder* Dunia Pendidikan, yaitu, Dr. Budi Hermawan, S.Pd., M.Phil., SNE., Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV Propinsi Jawa Barat, yang menaungi SMA / SMK dan Dr. Purwanto, M.Pd., Kepala Dinas Pendidikan Kab. Purwakarta, yang menaungi jenjang lembaga pendidikan dari terbawah hingga SD dan SMP di wilayah Kabupaten Purwakarta.
Dalam keterangannya, Dr. Purwanto menegaskan pentingnya mengkombinasikan semua Karakteristik Generasi Muslim yang menjadi Tema dalam Kajian Ramadhan ini sebagai sebuah kebutuhan untuk mempercepat kemajuan Peradaban Islam seperti yang pernah tercapai pada masa kejayaannya dulu, di mana terdapat sejumlah kaum intelektual Islam yang berhasil melakukan beragam penemuan dan karya ilmiahnya yang kemudian diadopsi oleh kaum pemikir di dunia Barat hingga kebermanfaatannya tersebut dapat dirasakan hingga kini.
Di samping itu, Nilai Intelektual, Kreatif, Prestatif juga harus memiliki Makna bagi Kemanusiaan, untuk itu Nilai Peduli merupakan Penyempurna dari semua Nilai tersebut.
Jika semua Individu Muslim berkarakteristik lengkap dengan semua kesatuan Nilai tersebut, maka Islam sebagai *Rahmatan Lil Alamin* dapat terasa kebermanfaatannya bukan hanya untuk Ummat Muslim tetapi juga untuk Non Muslim serta Semesta Raya, tuturnya.
Acara ini akan dipandu oleh Ali Novel Magad, Tokoh Seniman yang sudah lama berkiprah dalam aktivitas Seni Budaya di Purwakarta.
Azis Agustiana menginformasikan Kajian Ramadhan ini akan melibatkan peserta dari kalangan pelajar SMP, SMA/ SMK, komunitas, serta terbuka untuk Masyarakat Umum.
Pihaknya mengajak ke seluruh lapisan masyarakat untuk menghadiri kajian gratis ini, di mana setiap peserta akan mendapatkan Sertifikat Elektronik dan sejumlah Merchandise ( cindera mata ). Mari optimalkan kebaikan di Bulan Baik, Ramadhan yang penuh berkah dan kemuliaan, semoga setiap partisipasi Kita dalam turut serta mengikuti aktivitas kebaikan mendapat limpahan rahmat dan ridho dari Allah SWT, pungkas Azis.
Komentar0